• home

Panduan/Cara Budidaya Singkong (SOP Budidaya)

Singkong merupakan salah satu tanaman yang dapat kita jumpai dimanapun, singkong juga dikenal sebagai ketela pohon atau juga disebut ubi kayu, singkong adalah pohon berumur tahunan dan berasal dari keluarga Euphorbiaceae. Singkong banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. 

Artikel, Organik, Kompos, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Tips dan Trik, Singkong
Singkong mengandung gizi yang sangat banyak diantanya adalah :
  1. Vitamin (A, B17, dan C)
  2. Kalsium
  3. Kalori
  4. Fosfor
  5. Protein
  6. Lemak
  7. Hidrat arang
  8. Zat besi.

Namun masih banyak yang belum membudidayakannya dengan baik. hal ini karena sifat tanaman ini yang mudah tumbuh. Berikut ini sedikit panduan budidaya singkong agar menghasilkan hasil yang maksimal.

A. Syaratan Tumbuh Singkong

Tanaman Singkong tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700 meter diatas permukaan laut. Tanah yang baik adalah tanah dengan struktur remah, tidak liat (gembur) juga tidak poros. Selain itu kaya akan nutrisi dan unsur hara. PH yang dibutuhkan untuk menanam singkong adalah antara 4, 5-8, namun untuk pH idealnya adalah 5,8.

B. Persiapan Bibit Singkong

Singkong paling mudah untuk kembangbiakan/budidayakan. Cara yang sering digunakan adalah pengembangbiakan dengan cara stek batang. Stek yang baik diambil dari batang bagian tengah agar matanya sesuai tidak terlalu tua atau terlalu tua. Batang yang paling baik memiliki diameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek harus menggunakan golok atau sabit yang tajam dan steril. Usahakan jangan menggunakan gergaji untuk memotongnya karena akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal batang. Panjang batang untuk stek yang baik adalah 3 sampai 4 ruas atau 15-20 cm. Usahakan bagian bawah dari stek dipotong miring agar menambah dan memperluas daerah perakaran.

C. Penyiapan lahan Budidaya Singkong

Untuk menanam singkong tidak begitu sulit. Bagi daerah yang mempunyai curah hujan tinggi atau mengandung banyak air, penanaman dilakukan dalam sebuah bedengan. Selain itu, dengan menggunakan bedengan akan memudahkan kita dalam pemanenan.

Untuk daerah dengan curah hujan sedikit atau kering, penanaman tidak perlu membuat bedengan. Penanaman dapat dilakukan pada tanah yang cukup rata. Tanah cukup dicangkul dan digemburkan lalu diratakan dan bedengan dapat dilakukan setelah singkong berumur 2-3 bulan setelah tanam. Pada saat pengolahan tanah, dapat pula diberikan pupuk kandang atau kompos untuk penambahan unsur hara pada tanaman.

D. Penanaman Singkong

Waktu menanam singkong yang baik dilakukan pada saat awal musim kering atau kemarau agar singkong bisa dipanen pada awal musim hujan.

Batang yang telah distek tadi kemudian tancapkan ke dalam tanah. Namun jangan sampai terbalik, hal ini dapat di lihat dari arah mata dari tiap ruas batang yang distek. Arah mata menujukan atas bawahnya tangkai daun.

Batang yang telah di stek di tanam agak miring. Pada lahan yang subur dapat ditanami tanaman sebanyak 10.000 batang/ha dan untuk lahan yang kurang subur dapat ditanami tanaman sebanyak 14.500 batang/ha. Sistem tanam yang digunakan adalah sistem monokultur (100 x 50 cm). Untuk sistem tumpang sari, penanaman dapat disesuaikan dengan lahan dan tanaman lainnya.

E. Pemeliharaan Singkong

Singkong termasuk tanaman yang mandiri sehingga singkong sangat mudah dalam pemeliharaanya. Lakukan Penyulaman kira-kira 2-3 minggu setelah tanam. Bibit penyulaman harus di sediakan ketika pengadaan bibit tanaman (diawal persiapan). Hal ini dimaksudkan agar singkong seragam saat pemanennya.

Supaya singkong dapat tumbuh dengan baik dan optimal, lakukan pengurangan mata tunas saat awal tunas itu muncul, biasanya 1-1,5 bulan setelah tanam. Sisakan maksimal 2 mata tunas yang paling sehat dan baik dalam satu pohon tanaman.

Selanjutnyam lakukan Penyiangan pada umur 2-3 bulan setelah tanam. lakukan juga penyiangan menjelang panen. Hal ini bertujuan untuk memudahkan panen.

G. Hama dan Penyakit Singkong

Hama yang sering menyerang singkong adalah hama tungau merah (Tetranus urticae) kemudian serangan bakteri layu (Xanthomonas campestis). Selain itu terdapat penyakit Hawar Daun.

H. Panen Singkong

Kriteria singkong yang optimal adalah pada saat kadar pati optimal. Yaitu ketika tanaman itu berusia 6-9 bulan. Namun untuk bahan baku produk seperti tepung, sebaiknya singkong dipanen pada usia lebih dari 10 bulan, namun hal ini tergantung dari varietas yang ditanam. Untuk menentukan saat panen adalah warna daun menguning dan sudah banyak yang rontok.

Cara panen singkong dilakukan dengan memangkas batang singkong terlebih dahulu namun tetap meninggalkan batang sekitar 15 cm untuk pencabutan. Batang singkong dicabut dengan tangan atau alat pengungkit singkong dari batang kayu atau linggis. Usahakan tidak menggunakan cangkul, karena dapat memotong ubi.

Singkong yang dapat bertahan 1-3 hari tergantung penyimpanan. Setelah itu singkong akan melakukan banyak perombakan kalori. Bahkan, kadang singkong akan berwarna kebiruan jikakandungan HCN-nya tinggi.  

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

SOP Budidaya Jagung Organik (SPO)

Jagung adalah salah satu tanaman pangan yang sangat penting keberadaanya, terutama di daerah yang menjadikan jagung sebagai bahan pangan Utama. Nah berikut ada tata cara (SOP) budidaya Jagung secara Organik Versi SPO.

Artikel, Dasar Organik, Organik, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Pestisida Organik, Pupuk Organik, ROMA, ROTAN, Sayuran Organik, Tips dan Trik, Jagung Organik
Perlakuan Lahan :
  1. Dua minggu sebelum lahan ditanami tebarkan dolomit 1 ton / Ha secara merata
  2. Masukan pupuk kandang (ayam/sapi/kambing) sebanyak 2-4 ton / Ha kemudian kocor diatasnya dengan ROTAN 3 + TRICHODERMA (dosis 1 liter Rotan 3 + 1 Liter Tricho + gula 1 kg + air 200 liter)
  3. Bajak lahan sedalam 20-30 cm dan biarkan selama 5 hari
  4. Kocor dengan ROMA+Bawang putih+Tembakau+Cabe rawit+Kluwih dengan dosis 1 liter + 50 liter air, biarkan selama 5 hari
  5. Buat parit setiap jarak 3m dengan kedalaman 20 cm untuk drainase

Perlakuan benih :
  1. Benih biji rendam dengan air panas (70 derajat) selama 5-10 menit kemudian tiriskan
  2. Rendam benih ke dalam larutan ROTAN 3 + TRICHODERMA + PGPR (dosis 10 ml Rotan+10 ml Trichoderma+PGPR 10 ml+gula 3 sendok+air 1 liter) selama 12 jam

Penanaman benih :
  1. Tugal / bual lobang sedalam 3-5 cm dengan jarak antar baris 70-75 cm dan jarak dalam baris 20-25 cm
  2. Masukan benih satu lobang 1 biji
  3. Tutup lobang dengan pupuk kandang yang sudah di fermentasi sebelumnya
  4. ( pupuk kandang 100 kg + dedak 5 kg + ROTAN ½ liter + TRICHODERMA ½ liter + gula ½ kg cair+air 10 liter kemudan di tutup rapat selama 14 hari)
  5. Kocor lobang dengan campuran Rotan 10 ml + Trichoderma 10 ml + PGPR 100 ml + Gula 1 ons + air 14 liter / 1 tangki

Pemupukan :
  1. 3 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14 liter)
  2. 7 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif + Tricho (dosis 200 ml+air 14 liter)
  3. 15 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14 liter)
  4. 21 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif + Tricho (dosis 200 ml+air 14 liter)
  5. 27 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14 liter)
  6. 35 hari setelah tanam kocor dengan POC Vegetatif (dosis 200 ml+air 14 liter)
  7. 40 hari setelah tanam kocor dengan ROMA +++ (dosis 200 ml+air 14 liter)
  8. 45 hari setelah tanam kocor dengan POC Generatif (dosis 200 ml+air 14 liter)
  9. 60 hari setelah tanam kocor dengan POC Generatif (dosis 200 ml+air 14 liter)
  10. 75 hari setelah tanam kocor dengan POC Generatif (dosis 200 ml+air 14 liter)

Catatan :
  • Dengan perlakuan di atas insyaallah penyakit bulai tidak terjadi
  • Perlakuan ROMA+++ disesuaikan keadaan, jika ada indikasi hama/penyakit lakukan penyemprotan dengan dosis 200 ml + 14 liter air

Moga berhasil !!

Sumber: https://www.facebook.com/groups/403183829800395/permalink/593478820770894/

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Cara mengambil Auxin dari Kacang Tanah

Auxin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya Indole Ring.

Salah satu tanaman yang mengandung Auxin adalah kacang tanah. nah berikut adalah cara  mengambil Auxin dari Kacang Tanah.

Artikel, Cara Pembuatan, Dasar Organik, Kompos, Organik, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Pupuk Cair, Pupuk Organik, Tips dan Trik, Kacang Tanah, Auxin
By. Ayah Manjel Dech
  1. Ambil kacang tanah 1 ons, rendam dengan rotan selama 1-2 jam
  2. Tiriskan, kemudian simpan/tebar pada alas karung/handuk basah, selanjutnya tutup dengan plastik atau apa saja yg berwarna gelap dan jangan sekali kali terkena sinar matahari 
  3. Usahakan utuk tetap lembab selama sehari semalam, jika sudah keluar tunas akar/kecambah sepanjang 2-3 cm maka itu dah selesai
  4. Blender semuanya kemudian tambahkan air sebanyak 1 liter, biarkan selama 5-7 hari dalam keadaan tertutup

Dosis :
10 ml untuk air 1 liter, kocor pada tanaman (sayuran/horti) 100 ml per pohon
sebaiknya diaplikasikan pada pagi hari atau sore hari
Moga manfaat
Sumber: https://www.facebook.com/groups/403183829800395/permalink/591116111007165/

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Cara membuat Pupuk P (Posphat) dari Daun Kering

Pupuk NPK biaanya di dapatkan dari pupuk pabrikan yang biasa dijual di toko-toko pertanian. nah taukan anda bahwa pupuk phospat bisa dibuat sendiri dengan bahan yang tentunya mudah didapat dan sangat murah? nah berikut adalah cara yang bisa dicoba:

Artikel, Cara Pembuatan, Dasar Organik, Pupuk Cair, Pupuk Organik, Tips dan Trik, Daun kEring, Pupuk Phospat
By. Ayah Manjel Dech
  1. Ambil sekarung daun-daun yg benar benar sudah kering karena jatuh dari pohon (wajib yg jatuh sendiri dari pohon), yang terbaik dari pohon2 jenis buah buahan dan berdaun agal lebar
  2. Remas remas sampai daun hancur kecil-kecil
  3. Masukan dalam drum/wadah apa saja kemudian beri air setinggi daun yang ada.
  4. Remas remas daun yg sudah ditambah air tersebut minimal 15 -30 menit
  5. Tutup drum/wadah .. biarkan selama 15 hari, usahakan setiap hari wadah di goyang goyangkan

Dosis :
1 liter + air 15 liter untuk kocor ke tanaman 2 minggu sekali
1 liter + urine 1 liter + sabut kelapa 1 liter jadi pupuk majemuk NPK yg cukup baik, dosis 1 gelas untuk 10 liter air
Moga manfaat

Sumber: https://www.facebook.com/groups/403183829800395/permalink/591125344339575/

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Tata Cara Budidaya (SOP) Melon Organik

Melon merupakan salah satu bahan konsumsi buah-buahan yang digemari masyarakat luas. Buah melon umumnya dikonsumsi sebagai buah segar untuk  mencuci mulut atau pelepas dahaga. Selain itu buah melon dijadikan pencampur minuman atau dibuat “juice”, bahkan dewasa ini buah melon mulai dijadikan bahan baku industri minuman.

Buah Organik, Cara Pembuatan, Hama dan Penyakit, Organik, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Pestisida Organik, Pupuk Cair, ROTAN, Tips dan Trik, Pupuk Organik, Melon Organik
Tanaman Melon
Melon merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang semakin banyak diminati petani. Berbagai varietas telah dikembangkan, jenis melon berkembang baik bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, maupun aroma dan citarasanya.

Berikut SOP Budidaya Melon Organik By. Ayah Manjel Dech (Solusi Petani Organik/SPO) 

PEMBENIHAN
  1. Benih direndam kedalam larutan ROTAN3 + PGPR selama 15 menit. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung di atas permukaan air.
  2. Kemudian benih disemaikan pada polybag, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan perbandingan 3:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Atau disemaikan pada tempat penyemaian khusus
  3. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka
  4. Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu
  5. Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk ROTAN3 + PGPR cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 3-5 cc/liter. Pupuk akar tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai telah mencukupi
  6. Pada masa pembibitan penyemprotan pesnab dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon ini terbakar (pl plasmolisis). Penyomprotan ROMA ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan.
  7. Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia 10–12 hari.


PENGOLAHAN MEDIA TANAM

a.    Pembajakkan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm

b.    Pembentukkan bedengan
Buat bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan lebar parit 55–65 cm

c.    Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini
  • < 4,0 (paling asam): jumlah kapur >10,24 ton/ha
  • 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
  • 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
  • 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
  • 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
  • 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha

d.    Setelah proses pembuatan bedengan (panjang 15m) selesai taburkan pupuk kandang sebanyak 1 karung untuk setiap bedengan selanjutnya semprotkan/kocorkan ROMA, 1-3 hari kemudian kocorkan ROTAN3 + TRICHODERMA secara merata keseluruh permukaan lahan. Kemudian campur/aduk tanah, setelah selesai tutup dengan mulsa dan biarkan selama 2 minggu jangan dulu dilubangi.Hal ini dilakukan supaya lahan sudah benar2 steril dan sehat untuk media tanam melon, juga kandungan unsur2 hara makro dan mikro siap diserap oleh tanaman.

TEKNIK PENANAMAN

a.    Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat atau dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga. Dengan jarak antar lubang 40-50 cm

b.    Cara Penanaman
Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas

PEREMPELAN

Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama

PEMUPUKKAN

  1. Hari ke 1 : semprot/kocor dengan ROTAN3 + PGPR + TRICHODERMA
  2. Hari ke 7 : semprot/kocor dengan ROMA++
  3. Hari ke 14 : semprot/kocor dengan POC Vegetatif
  4. Hari ke 21 : semprot/kocor dengan ROMA++
  5. Hari ke 28 : semprot/kocor dengan POC Vegetatif
  6. Hari ke 35 : semprot/kocor dengan ROMA++
  7. Hari ke 40 : semprot/kocor dengan POC Generatif
  8. Hari ke 47 : semprot/kocor dengan ROMA++
  9. Hari ke 54 : semprot/kocor dengan POC Generatif
  10. Hari ke 60 : semprot/kocor dengan POC Generatif

PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN

a.    Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.

b.    Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya

PEMANGKASAN

Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25





Sumber: https://www.facebook.com/groups/403183829800395/permalink/585965691522207/

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Ciri Tanaman Jagung yang Kekurangan Nutrisi

Jagung merupakan tanaman jangka pendek yang banyak sekali dibudidayakan di Indonesia. Kandungan Nutrisi pada jagung, membuat tanaman ini layak menjadi salah satu bahan pangan pengganti beras. Namun bagai mana jadinya jika jagung kekurangan nutrisi? nah berikut tanda-tanda tanaman jagung anda sedang bermasalah.
Artikel, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Hama dan Penyakit

Ciri Kekurangan Unsur N (Nitrogen) pada Jagung

Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun jagung akan berwarna hijau kekuningan. Daun akan berwarna kuning pada ujungnya dan melebar menuju tulang daun. Warna kuning pada daun membentuk huruf V. Gejala akan nampak pada daun bagian bawah, karena N sifatnya mobil/bergerak bebas dalam tanaman, gejala kekurangan N ini akan berangsur-angsur merambah ke daun-daun yang ada di atasnya. Tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, proses pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas sehingga menyebabkan produksi rendah.

Ciri Kekurangn Unsur P (Phosfor) pada Jagung

Kekurangan fosfor pada jagung umunya sudah tampak pada tanaman yang masih muda. Gejala awal akan dimulai dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan. Hasil tongkol akan menunjukkan tongkolnya kecil dengan ujung janggel melengkung. Suhu tinggi dan udara kering dapat menyebabkan tanaman jagung kekurangan P, meskipun P dalam tanah sudah cukup. Kekurangan P menyebabkan proses pemasakan biji menjadi lambat dan produksi menjadi rendah.

Ciri Kekurangan unsur K (Kalium) pada Jagung

Daun akan menguning atau kecoklatan dari ujung daun dan memanjang kepangkal sepanjang pinggir daun dan membentuk huruf V terbalik. Gejala umum tanaman jagung kekurangan K adalah warna coklat tua pada buku batang bagian dalam. Hal ini dapat diketahui dengan mengiris batang secara memanjang. Ukuran tongkol tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada kekurangan N dan P, namun biji-biji pada jagung tidak berkembang dan tongkol jagung memiliki banyak klobot dengan biji sedikit.

Ciri kekurangan unsur Mg (Magnesium) pada Jagung

Timbulnya warna keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun pada daun tua dengan warna merah keunguan sepanjang pinggir daun. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa tanah tersebut masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah yang kurang intensif. Pemberian dolomit dapat mengatasi masalah kekurangan Mg.

Ciri Kekurangan unsur S (Belerang) pada Jagung

Pangkal daun kelihatan kuning terutama dekat pucuk, Kekurangan belerang atau S tampak pada daun muda yang bewarna hijau muda dengan pertumbuhan yang terhambat. Sering dijumpai pada tanah berpasir atau tanah dengan bahan organik rendah.

Sumber: Solusi Petani Organik

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Cara Menanam Pisang Versi Solusi Petani Organik

Bagi negara tropis seperti di kita ini, sebenarnya menanam pisang bukan hal yang sulit, bonggol pisang tertinggal saja bisa tumbuh dan menjadi tanaman pisang baru. Namun untuk skala bisnis, penanaman pisang tidak bisa begitu saja, ada cara-cara yang bisa dilakukan agar hasilnya dapat maksimal. berikut cara menanam pisang versi SPO (Solusi Petani Organik)

Artikel, Bokashi, Buah Organik, Pertanian Organik, Pestisida Organik, Pupuk Cair, Pupuk Organik, ROTAN, Tips dan Trik,
Persiapan benih:
  1. Ambil anakan/benih dari pohon yang benar-benar sehat
  2. Pangkas daunnya sisakan pucuk daun teratas saja
  3. rendam akar anakan/benih dalam ROTAN+ZPT selama 10-15 menit

Persiapan lahan :
  1. Buat bedengan dengan ketinggian bedengan antara 20-30 cm
  2. Buat lubang ukuran 50x50x50 cm
  3. Usahakan jarak antara lubang 3 x 3 m
  4. Taburkan kapur/dolomit/kaptan 2-3 kg per lubang
  5. Biarkan lubang selama seminggu agar terkena sinar matahari
  6. Seminggu kemudian masukan bokashi tau pupuk organik/kompos yang sudah benar-benar matang sebanyak 15-20 kg dan trichoderma sebanyak 50 - 100 gram
  7. Campurkan dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1
  8. Biarkan selama seminggu

Penanaman dan pemupukan :
  1. Tanam anakan yang sudah disiapkan sebelumnya pada sore hari
  2. Siram dengan ROTAN + ZPT (Auxin + Sitokinin) pada hari ke 7
  3. Pemupukan selanjutnya setiap dua minggu sekali dengan ROTAN + MOL sabut Kelapa + Cairan Kohe urine (yang sudah difermentasi sebelumnya) + ZPT (auxin + sitokinin) Selama 2 bulan pertama, bulan ke tiga dan seterusnya boleh sebulan sekali.
  4. Sebulan sebelum masa keluar tandan atau bunga, beri pemupukan ROTAN + MOL buah + ZPT (Sitokinin+Giberalin) + MOL sabut kelapa seminggu sekali.
  5. Setelah tandan pisang berbuah hentikan pemberian ZPT

Catatan: Penanaman sebaiknya dimulai di awal musim hujan (September/Oktober) Untuk regenerasi sebaiknya anakan dalam setiap rumpun cukup 2-3 dengan usia yg berbeda.Dengan pola yg sudah dicoba spt di atas hasil 50-60% lebih banyak dari cara konvensional dan tanaman pisang benar2 bebas dari penyakit.

Semoga sukses .. !!


Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau

Merubah Pola Tanam Padi (Oryza sativa) Menjadi Organik

Padi atau (Oryza Sativa) merupakan tanaman berupa rumput berumpun.  Padi merupakan tanaman yang sangat penting. Hal ini dikarenakan makanan pokok di masyarakat di Indonesia adalah nasi yang berasal dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi (Oryza Sativa). Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. 
Artikel, Dasar Organik, Kompos, Panduan Budidaya, Pertanian Organik, Pestisida Organik, Tips dan Trik, ROMA, ROTAN,
Padi (Oryza sativa)

CARA TANAM PADI POLA ORGANIC

(CATATAN: setelah 4 kali aplikasi panen mencapai 14.7 ton / ha)

Pengolahan Benih :

  1. Benih yg dipakai pada uji coba Ciherang, Mapan P05, Widas
  2. Rendam benih dengan air hangat selama 15 menit
  3. Rendam benih dengan ROMA selama 15 menit
  4. Rendam dengan ROTAN selama 24 jam
  5. Peram selama 2 jam
  6. Penyemaian sebaiknya di dalam nampan/baki/wadah kecil dg media tanah dan bokashi 1:1
  7. Usia penyemaian maksimum 14 hari

Pengolahan Lahan dan Management Lahan:

  1. Potong sisa-sisa tanaman padi yang masih tersisa sampai rata dengan tanah
  2. Taburkan Kapur / Dolomit ( 500 kg untuk 1 Ha )
  3. Hamparkan Jerami hasil panen secara merata di seluruh lahan, potong jerami menjadi 3-4 bagian (keb jerami 5 ton untuk 1 ha)
  4. Semprot dengan ROMA (Ramuan Organik Hama) (10 tutup untuk 14 liter air ) diamkan selama 3 hari.
  5. Rendam selama 3 – 4 hari
  6. Kemudian cangkul / bajak untuk membalikan tanah,
  7. Rendam dengan air selama 3 4 hari setinggi 10 cm.
  8. Taburkan Pupuk Organik / bokashi secara merata ( 2 ton untuk 1 ha)
  9. Rendam dengan air selama 3 4 hari
  10. Keringkan lahan kemudian wuluku / angler
  11. Buat dengan pola jajar legowo 35 – 35 – 35 – 35 – 40
  12. Tanam benih padi hasil penyemaian 1-2 batang, paling dalam 2 cm.
  13. Keringkan selama 2 hari
  14. Hari ke 3 beri air dengan tinggi 2 – 3 cm
  15. Lalandak pada hari ke 12
  16. Taburkan Pupuk Organik / bokashi ( 1 ton untuk 1 ha)
  17. Semprotkan ROTAN (Ramuan organik tanaman) dengan dosis 10 tutup untuk 15 liter air secara merata
  18. Keringkan selama 4 hari
  19. Beri air selama 10 hari
  20. Hari ke 35 Keringkan, lalandak yg kedua dengan arah berlawanan dengan yang pertama
  21. Selanjutnya taburkan pupuk organik yang sudah matang secara merata, biarkan selama 10 hari. (500 kg untuk 1 ha )
  22. Aliri air naik turun sesuaikan dengan kondisi tanaman padi
  23. Pada usia 55 hari (pramudia/keluar bunga) keringkan selama 5 hari, semprot dengan ROTAN
  24. Beri air sampai buah warna hijau tapi sudah berisi
  25. Hari ke 63 keringkan selama 3 hari semprot lagi dengan ROTAN
  26. Atur air sampai panen ..


Catatan :
Pemberian ROMA (Ramuan Organik Hama) disesuaikan dengan keadaan,

Sumber: Solusi Pertanian Organik

Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini.
Salam Hijau